ARTIKEL
PENGELOLAAN KUALITAS AIR ( PFA 132)
PARAMETER KIMIA DALAM BUDIDAYA PERAIRAN
OLEH
RUDI DESWAN
12742032
BUDIDAYA PERIKANAN
JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
pH (puissance
d’Hydrogen)
Derajat
keasaman (pH) dalam suatu perairan merupakan salah satu parameter kimia yang
penting dalam memantau kestabilan perairan. Perubahan nilai pH suatu perairan terhadap organism akuaatik
mempunyai batasan tertentu dengan nilai pH yang bervariasi. Beberapa perairan
nilai pH berkisar antara 7,98 – 8,20 dengan rata-rata 8,09
(Simanjuntak,2009),nilai pH di pengaruhi oleh beberapa factor antara lain
tempat, kedalaman. Nilai pHdalam suatu perairan merupakan suatu indikasi
tergantungnya perairan tersebut. Berkurangnya nilai pH dalam perairan ditandai
dengan semakin meningkat senyawa organik di perairan tertentu.
pH air murni memiliki nilai 7. Semakin tinggi konsentrasi
ion H+, maka ion OH- akan semakin rendah, sehingga pH
mencapai nilai < 7 (perairan asam). Sebaliknya, apabila konsentrasi ion OH-
lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi ion H+, maka perairan
tersebut sifatnya basa karena memiliki nilai pH > 7. Perairan memiliki
klasifikasi pH seperti:
pH
=
7
: netral
7
> pH <
14 :
alkalis (basa)
0
> pH <
7 :
asam
Secara alamiah, pH perairan dipengaruhi oleh konsentrasi
karbondioksida (CO2) dan senyawa bersifat asam. Perairan umum dengan
aktivitas fotosintesis dan respirasi organisme yang hidup didalamnya akan
membentuk reaksi berantai karbonat – karbonat sebagai berikut:
CO2
+ H2O → H2CO3 → H+ + HCO3
→ 2H+ + CO32-
Semakin banyak CO2 yang dihasilkan dari hasil
respirasi, reaksi bergerak ke kanan dan secara bertahap melepaskan ion H+
yang menyebabkan pH air turun. Reaksi sebaliknya terjadi pada peristiwa
fotosintesis yang membutuhkan banyak ion CO2, sehingga menyebabkan
pH air naik. Pada peristiwa fotosintesis, fitoplankton dan tanaman air lainnya
akan mengambil CO2 dari air selama proses fotosintesis sehingga
mengakibatkan pH air meningkat pada siang hari dan menurun pada waktu malam
hari.
Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH
dan menyukai nilai pH sekitar 7 – 8,5. Nilai pH akan mempengaruhi proses
biokimiawi perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah.
Pengaruh nilai pH terhadap komunitas biologi perairan ditunjukkan dalam Tabel 2
berikut.
Tabel 2. Pengaruh pH Terhadap Komunitas Biologi Perairan
Nilai pH
|
Pengaruh
Umum
|
6,0 – 6,5
|
|
5,5 – 6,0
|
|
5,0 – 5,5
|
|
4,5 – 5,0
|
|
Sumber:
Baker et al., 1990 dalam Novotny dan Olem, 1994.
Tabel 3. Hubungan antara pH air dan kehidupan ikan budidaya
pH air
|
Pengaruh
terhadap ikan budidaya
|
< 4,5
|
- Tingkat keasaman
yang mematikan- Air bersifat racun bagi ikan- Tidak
ada reproduksi
|
5 – 6,5
|
- Pertumbuhan ikan
terhambat- Ikan sangat sensitif terhadap serangan bakteri dan
parasit
|
6,5 – 9,0
|
- Kisaran kondisi yang
baik untuk produksi- Ikan mengalami pertumbuhan optimal
|
> 9,0
|
- Tingkat alkalinitas
mematikan- Pertumbuhan ikan terhambat
|
pH juga mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia. Senyawa
amonium yang dapat terionisasi banyak ditemukan pada perairan dengan nilai pH
rendah. Amonium bersifat tidak toksik. Namun pada suasana alkalis (pH tinggi),
lebih banyak ditemukan amonia yang tidak terionisasi (unionized) dan
bersifat toksik, karena amonia yang tidak terionisasi ini akan lebih mudah
terserap ke dalam tubuh organisme akuatik dibandingkan dengan amonium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar