Sabtu, 21 Desember 2013

Hipofisa Ikan



LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
DASAR-DASAR PEMBENIHAN IKAN (PFA 134)
HIPOFISA IKAN

KELOMPOK 4
Dini Fitriani
Febriyana Chorsista Sutra
Jimmy Handoko
Kamaludin
Rudi Deswan
Sugesti Sihris Toni
Taufiq Aziz
12742013
12742017
12742020
12742021
12742032
12742033
12742034

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
BAB I
PENDAHULUAN

1.        LATAR BELAKANG
Pembenihan adalah salah satu bentuk unit pengembangan budidaya ikan. Pembenihan ini merupakan salah satu titik awal untuk memulai budidaya. Ikan yang akan dibudidayakan harus dapat tumbuh dan berkembang biak agar kontinuitas produksi budidaya dapat berkelanjutan. Untuk dapat menghasilkan benih yang bermutu dalam jumlah yang memadai dan waktu yang tepat mesti diimbangi dengan pengoptimalan penanganan induk dan larva yang dihasilkan melalui pembenihan yang baik dan berkualitas.
Pembenihan dengan ikut campur tangan manusia atau fertilisasi buatan sudah dapat dilakukan pada berbagai jenis ikan, khususnya bagi ikan yang penjualannya tinggi di pasaran diantaranya komoditas ikan air tawar seperti lele, nila, gurami dan lain-lain. Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air.
Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan ( Suyanto, 1991). Sehingga pemijahan ikan ini terkendala akan musim, untuk itu pemenuhan akan bibit ikan lele yang bermutu dan sesuai dengan waktu akan sulit terpenuhi. Salah satu cara mengatasi masalah di atas dapat dengan pemijahan buatan pada ikan lele. Pemijahan buatan dapat dengan pemberian hormon.
Pemberian hormon ini akan membantu fertilisasi ikan tanpa perlu terkendala musim sehingga dapat dipijahkan kapanpun sesuai keinginan.
Hipofisa merupakan suatu kelenjar yang terletak didalam struktur bertulang (selatursika) di dasar otak. Sela tursika berfungsi sebagai pelindung hipofisa dan memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang. Proses hipofisasi dapat mempercepatkematangan gonad 10 – 12 jam sebelum memijah.
Kematangan gonad tergantung dariukuran dan bentuk Ikan. Kelenjar hipofisa menghasilkan berbagai hormon di antaranyaadalah GnRH, ACTH, TSH, FSH, LH, STH, MSH, Prolaktin, Vasopresin, dan Oksitosin(Afrianto,1998). Hormon – hormon tersebut dapat di donorkan dengan cara disuntikkanpada ikan lain sehingga dapat membantu proses pemijahan buatan. Pemijahan buatantersebut mampu merangsang ikan yang telah mendapat donor hipofisa untuk melakukan pemijahan lebih cepat.Praktikum ini dilakukan pengambilan kelenjar hipofisa pada ikan mas (Cyprinus carpio) diutamakan .
Untuk dapat mengambil kelenjarhipofisa ikan mas dapat dilakukan dengan pembedahan pada bagian kepala. Hal inidilakukan karena kelenjar hipofisa terletak dibawah organ otak ikan.

2.        TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum yang kami lakukan adalah sebagai berukut:
Ø  Mengetahui tentang hipofisa.
Ø  Mengetahui cara pengambilan kelanjar hipofisa.
Ø  Mengetahui cara pengawetan kelanjar hipofisa.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping (comprossed) dengan ukuran dan warna badan sangat beragam. Mulutnya terletak di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Dibagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi geraham. Induk ikan mas bersifat non-guarders, tetapi pada beberapa spesies jantan biasa membangun sarangdan melindungi telur-telur. Ikan mas dapat ditemukan di lingkungan payau, dan air tawardan air tawar terutama Primer. Dapat hidup pada kisaran suhu 3-35 ° C, toleran terhadap berbagai kondisi, berkembang di sungai keruh besar.
Ikan mas termasuk omnivora, makan utama berupa serangga air, krustasea, annelida, moluska, tanaman air dan ganggang. Betina yang mencapai panjang 47 cm dapat memproduksi sekitar 300.000 telur (Prihatman, 2000).
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Classis             : Osteichthyes
Ordo                : Cypriniformes
Familia            : Cyprinidae
Genus              : Cyprinus
Spesies            : Cyprinus carpio

Menurut Prihatman (2000) ikan mas yang mencapai kematangan gonad ditandai dengan ciri-ciri pada betina berumur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2,00 kg/ekor; pada jantan umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 1,50 kg/ekor, bentuk tubuh secara keseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat,dan tutup insang normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih.
Ikan mas memiliki tipe sisik cykloid (lingkaran). Sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjari keras dan di bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan sisip perut (ventral). Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung, yaitu berjari kerasdan bagian akhirnya bergerigi. Garis rusuknya (linea lateralis atau gurat sisi) tergolonglengkap, berada di pertengahan tubuh dengan bentuk melintang dari tutup insang sampaike ujung belakang pangkal ekor. Ikan mas (Cyprinus carpi) merupakan ikan pemakan segala (omnivora) yang antara lain memakan serangga kecil, siput, cacing, potongan ikan,dan lain-lain (Prihatman, 2000).




















BAB III
METODELOGI KERJA


3.1  Waktun pelaksanaan praktikum
Ø  Hari dan Tanggal praktikum  : Selasa, 24 september 2013.
Ø  Tempat                                   : LAB. A Perikanan
Ø  Waktu                                     : 13.30 WIB

3.2  Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah:
Ø  Timbangan
Ø  Pisau
Ø  Telenan
Ø  Pinset
Ø  Tissue


Bahan yang digunakan dalam praktikum:
Ø  Ikan mas (Cyprinus carpio)
Ø  Larutan alkohol

3.3  Prosedur Kerja
Ø  Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
Ø  Ikan dipotong pada pertemuan antara kepala dan badan.
Ø  Kepala yang telah terpotong diletakkan dengan posisi mulut menghadap keatas.
Ø  Pemotongan berikutnya yaitu pada bagian di atas mata sedikit ke arah bagian belakang.
Ø  Setelah tulang tengkorak terbukamaka akan nampak otak sedangkan kelenjar hipofisa terdapat di bawah otak dan berwarnaputih berbentuk butiran kecil.
Ø  Otak diangkat, tempatnya dibersihkan dengan tissue agar bersih dari darah dan lemak.
Ø  Kemudian kelenjar hipofisa tersebut diambil secara hati hati dengan pinset.Kelenjar hipofisa jangan sampai pecah




























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hipofisa adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak dalam sella tursika, yaitu lekukan dalam tulang stenoid. Menurut Hoar (1957), hipofisa terdiri dari dua kelenjar hipofisa yaitu neuron dan adenohypofisa yang merupakan bagian terbesar dari kelenjar dan memiliki tiga ruangan yaitu proximal pars distalis, rostal pars distalis, dan pars intermedia. Hipofisa terletak pada bagian bawah otak dan menghasilkan hormon GnRH, ACTH, TSH, FSH, LH, STH, MSH, Prolaktin, Vasopresin, dan Oksitosin. Secara umum, hormon tersebut berfungsi mengatur pertumbuhan, perkembangan, metabolisme, reproduksi, tingkah laku, dan homeostatis. Menurut Susanto, (2001) metode hipofisasi adalah usaha untuk memproduksi benih dengan menggunakan bantuan kelenjar hipofisa dari ikan donor yang menghasilkan hormon yang merangsang pemijahan seperti gonadotropin.
Praktikum ini diawali dengan cara menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Setelah itu disiapkan ikan donor. Ikan donor merupakan ikan yang nantinya diambil kelenjar hipofisanya dan didonorkan pada ikan resipien. Sedangkan ikan resipien merupakan ikan yang nantinya akan menerima suntikan hipofisa dari ikan donor.Pada praktikum ini menggunakan ikan mas (Cyprinus carpio) sebagai ikan donor. Ikan donor diambil ikan yang berjenis kelamin jantan dengan berat 0,5 kg.
Ikan mas merupakan ikan donor universal artinya dapat digunakan secara efektif pada berbagai jenis ikan baik dalam satu famili maupun tidak satu famili.Ikan donor adalah ikan yang sengaja dikorbankan sebagai sumber gonadotropin.Hormon tersebut dihasilkan dan sengaja disimpan di kelenjar hipofisa yang terletak ditengkorak kepala di bawah otak dan berwarna putih. Kelenjar hipofisa tumbuh seiring dengan perkembangan kedewasaan ikan. Semakin besar ukuran tubuh ikan dan semakindewasa ikan maka semakin besar dan berat pula hipofisa ikan tersebut. Kelenjar hipofisa tersebut tidak dapat diidentifikasi pada ikan muda. Kelenjar hipofisa tampak jelas setelah ikan memasuki perkembangan kedewasaan. Jumlah hormon gonadotropin yang dihasilkan berfluktusi sesuai dengan tingkat kematangan gonad dan periodisasi pemijahan. Kualitas hormon gonadotropin akan turun drastis pada induk ikan yang baru saja memijah dan meningkat drastis pada induk ikan yang siap berpijah (Sugiharto, 1986).Berdasarkan perkembangan kelenjar hipofisa dan fluktuasi hormon tersebut, makasyarat ikan donor yang dipersiapkan adalah ikan mas yang telah dewasa dan matang gonad diutamakan berjenis kelamin jantan karena lebih cepat dewasa dan periodisasi pemijahannya cukup pendek sehingga kualitas hormon cukup stabil setiap saat. Ikan donor sebaiknya sejenis dengan ikan resipien, sehingga dapat meminimalkan kemungkinan ketidak cocokan antara hormonnya. Ukuran ikan donor harus lebih besar dari pada ikan resipien dengan perbandingan berat 2:1 atau sama 1:1.
Ada dua metode yang biasa dilakukan dalam mengawetkan kelenjar hipofisa yaitu metode kering dan metode basah. Metode kering dilakukan dengan menggunakan larutan aseton. Kelenjar hipofisa direndam dalam larutan aseton selama 8-12 Jam, kemudian larutan aseton dibuang dan kelenjar hipofisa dikeringkan lalau disimpan. (Susanto, 2001)
Metode basah digunakan dengan larutan alkohol pekat. Kelenjar hipofisa dimasukan dalam larutan alkohol selama 24 jam. Dalam proses perendaman alkohol diganti selama 2-3 kali. Setelah 24 jam kelenjar hipofisa dibiarkan terendam larutan alkohol sampai akan digunakan. (susanto, 2001)

Gambar proses pengambilan hipofisa :

kelenjar-hipofisa.jpghipofisa.jpg

BAB V
KESIMPULAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
·         Dalam PengambIlan kelenjar Hipofisa harus dilakukan dengan hati-hati karena hipofisa sangat mudah pecah.
·         Kelenjar hipofisa menghasilkan hormone gonadotropin, ACTH, TSH, FSH, LH, STH, MSH, Prolaktin,Vasopresin, dan Oksitosin yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan, perkembangan,metabolisme, reproduksi.
·         Persyaratan bagi ikan donor yang digunakan harus dalm keadaan dewasa dan matang gonad, memiliki berat badan dua kali lipat dari ikan resipien,diutamakan berjenis kelamin jantan, dalam kondisi sehat dan tidak terkena infeksi, dan berasal dari species yang sejenis agar tidak terjadi penolakan dalam tubuh ikan resipien. Persyaratan bagi ikan recipient yaitu dewasa dan matang gonad, siap untuk dipijahkan, berat badan yang dimiliki harus setengahnya dari berat badan ikan donor, merupakan hasilikan budidaya dan domestikasi dan memiliki badan sehat dan tidak cacat. Keberhasilanovulasi tergantung dari keberhasilan proses pematangan akhir oosit.
5.2 Saran
·         Ikan donor harus berukuran relative besar untuk memudahkan dalam menemukan hipofisa karena ikan yang berukuran besarpun agak sulit mencari hipofisanya.
·         Untuk selanjutnya agar melakukan kegiatan dengan hati-hati teliti dan cermat.

DAFTAR PUSTAKA







Tidak ada komentar:

Posting Komentar