Selasa, 17 Desember 2013

Karbohidrat Dan Sumber Karbohidrat Untuk Pakan Ikan



MAKALAH
NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN (PFA 135)
KARBOHIDRAT DAN SUMBER KARBOHIDRAT
UNTUK PAKAN IKAN

Oleh :

Rezky Sulaiman
Rudi Deswan
12742027
12742032

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013




BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berbagai potensi sumberdaya alam yang melimpah dan belum terkelola dengan baik. Salah satu yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan sumberdaya alam tersebut adalah dengan usaha budidaya (aquakultur). Usaha budidaya akhir-akhir ini menjadi sesuatu yang banyak diminati oleh masyarakat, karena memiliki potensi yang cukup besar. Untuk mewujudkan adanya usaha budidaya dengan produksi yang tinggi tentunya tergantung pada beberapa faktor, diantaranya faktor makanan.
Di dalam budidaya ikan, formula pakan ikan harus mencukupi kebutuhan gizi ikan yang dibudidayakan, seperti: protein (asam amino esensial), lemak (asam lemak esensial), energi (karbohidrat), vitamin dan mineral. Mutu pakan akan tergantung pada tingkatan dari bahan gizi yang dibutuhkan oleh ikan. Akan tetapi, perihal gizi pada pakan bermutu sukar untuk digambarkan dikarenakan banyaknya interaksi yang terjadi antara berbagai bahan gizi selama dan setelah penyerapan di dalam pencernaan ikan.
Pakan bermutu umumnya tersusun dari bahan baku pakan yang bermutu yang dapat berasal dari berbagai sumber dan sering kali digunakan karena sudah tidak lagi dikonsumsi oleh manusia. Pemilihan bahan baku tersebut tergantung pada: kandungan bahan gizinya; kecernaannya dan daya serap ikan; tidak mengandung anti nutrisi dan zat racun; tersedia dalam jumlah banyak dan harga relatif murah. Umumnya bahan baku berasal dari material tumbuhan dan hewan. Ada juga beberapa yang berasal dari produk samping atau limbah industri pertanian atau peternakan. Bahan-bahan tersebut dapat berupa kacang ijo, dedak halus, tepung terigu, tepung ikan, tepung jagung, bungkil kacang tanah, dll. Di dalam budidaya ikan, formula pakan ikan harus mencukupi kebutuhan gizi ikan yang dibudidayakan, seperti: protein (asam amino esensial), lemak (asam lemak esensial), energi (karbohidrat), vitamin dan mineral. Mutu pakan akan tergantung pada tingkatan dari bahan gizi yang dibutuhkan oleh ikan. Akan tetapi, perihal gizi pada pakan bermutu sukar untuk digambarkan dikarenakan banyaknya interaksi yang terjadi antara berbagai bahan gizi selama dan setelah penyerapan didalam pencernaan ikan.

1.2.  TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui semua yang berkaitan dengan pembuatan pakan dan semua yang berkaitan dengan karbohidrat pada pembuatan pakan buatan.
BAB II
DASAR TEORI/LANDASAN TEORI

Menurut Mudjiman (2001), Makanan buatan merupakan makanan yang dibuat dengan bentuk khusus sesuai keinginan dan diramu dari berbagai macam bahan. Lebih lanjut ditambahkan bahwa ada beberapa keuntungan dari pemberian pakan buatan yakni Pembudidaya dapat meningkatkan produksi melalui padat penebaran tinggi dengan waktu pemeliharaan yang pendek, pembudidaya dapat memanfaatkan limbah industri pertanian yang tidak terpakai untuk dijadikan pakan.
Untuk menunjang kelangsungan hidupnya dan juga untuk mempercepat pertumbuhannya, ikan membutuhkan nutrisi yakni zat-zat gizi yang terdapat dalam pakan yang diberikan.  Setiap jenis ikan memiliki kebutuhan nutrisi baik jumlah maupun komposisi yang berbeda-beda menurut spesies, ukuran, jenis kelamin, kondisi tubuh dan kondisi lingkungan.  Zat-zat gizi tersebut dapat digolongkan menjadi dua kelompok yakni zat gizi yang menghasilkan energi dan zat gizi yang tidak mengasikan energi (Afrianto, 2005).
Kecepatan pertumbuhan ikan tergantung pada beberapa faktor dintaranya yakni jumlah makanan yang diberikan, ruang, suhu, dalamnya air dan faktor-faktor lainnya.  Makanan yang dimanfaatkan ikan sebagian besar digunakan oleh ikan untk memelihara tubuh dan menggantikan sel yang rusak.  Setelah itu baru digunakan untuk pertumbuhan ikan.  Suatu makanan ikan, minimal mengandung protein, karbohidrat dan lemak. Pemberian makanan tambahan dapat meningkatkan produksi ikan yang dipelihara sampai tiga kali lipat disbanding dengan ikan yang hnaya memanfaatkan makanan alami (Asmawi, 1983).
Menurut Djarijah (1998), pakan tambahan yang baik untuk ikan adalah pakan yang mengandung kadar protein 20-40 %.  Selain dilihat dari kadar proteinnya, kulaitas dari pakan tambahan untuk ikan juga ditentukan oleh kehalusan dari bahanya.  Semakin halus bahan baku pellet maka daya apung dari pelet tersebut akan semakin tinggi sehingga waktu yang dibutuhkan ikan untuk memakannya juga semakin panjang.                 

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Karbohidrat
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besarsenyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat sendiri terdiri atas karbonhidrogen, dan oksigen. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan danglikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis,tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandungnitrogenfosforus, atau sulfur.
 Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).

3.2 Sumber Karbohidrat
Sebenarnya sangat banyak bahan makan yang mengandung zat makanan ini, namun bahan makanan yang mengandung banyak karbohidrat dan mudah di dapat tidak sebanyak yang kita bayangkan,antara lain
3.2.1 Kandungan Nutrisi/Gizi Pada Tepung Terigu
Nama Bahan Makanan : Tepung Terigu
Nama Lain / Alternatif : - 
Banyaknya Tepung Terigu yang diteliti (Food Weight) = 100 gr 
Bagian Tepung Terigu yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Tepung Terigu = 365 kkal
Jumlah Kandungan Protein Tepung Terigu = 8,9 gr
Jumlah Kandungan Lemak Tepung Terigu = 1,3 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Tepung Terigu = 77,3 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Tepung Terigu = 16 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Tepung Terigu = 106 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Tepung Terigu = 1 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Tepung Terigu = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Tepung Terigu = 0,12 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Tepung Terigu = 0 mg

3.2.2 Nutrisi/Gizi Pada Tepung Tapioka :
Nama Bahan Makanan : Tepung Tapioka
Nama Lain / Alternatif : Teping Kanji / Tepung Singkong / Tepung Pati Singkong / Aci 
Banyaknya Tepung Tapioka yang diteliti (Food Weight) = 100 gr 
Bagian Tepung Tapioka yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Tepung Tapioka = 362 kkal
Jumlah Kandungan Protein Tepung Tapioka = 0,5 gr
Jumlah Kandungan Lemak Tepung Tapioka = 0,3 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Tepung Tapioka = 86,9 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Tepung Tapioka = 0 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Tepung Tapioka = 0 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Tepung Tapioka = 0 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Tepung Tapioka = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Tepung Tapioka = 0 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Tepung Tapioka = 0 mg

3.2.3 Nutrisi/Gizi Pada Tepung Jagung Kuning :
Nama Bahan Makanan : Tepung Jagung Kuning
Nama Lain / Alternatif : - 
Banyaknya Tepung Jagung Kuning yang diteliti (Food Weight) = 100 gr 
Bagian Tepung Jagung Kuning yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Tepung Jagung Kuning = 355 kkal
Jumlah Kandungan Protein Tepung Jagung Kuning = 9,2 gr
Jumlah Kandungan Lemak Tepung Jagung Kuning = 3,9 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Tepung Jagung Kuning = 73,7 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Tepung Jagung Kuning = 10 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Tepung Jagung Kuning = 256 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Tepung Jagung Kuning = 2 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Tepung Jagung Kuning = 510 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Tepung Jagung Kuning = 0,38 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Tepung Jagung Kuning = 0 mg

3.2.4 Nutrisi/Gizi Pada Tepung Beras :
Nama Bahan Makanan : Tepung Beras
Nama Lain / Alternatif : - 
Banyaknya Tepung Beras yang diteliti (Food Weight) = 100 gr 
Bagian Tepung Beras yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Tepung Beras = 364 kkal
Jumlah Kandungan Protein Tepung Beras = 7 gr
Jumlah Kandungan Lemak Tepung Beras = 0,5 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Tepung Beras = 80 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Tepung Beras = 5 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Tepung Beras = 140 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Tepung Beras = 1 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Tepung Beras = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Tepung Beras = 0,12 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Tepung Beras = 0 mg

3.2.5 Nutrisi/Gizi Pada Tepung Sagu :
Nama Bahan Makanan : Tepung Sagu
Nama Lain / Alternatif : - 
Banyaknya Tepung Sagu yang diteliti (Food Weight) = 100 gr 
Bagian Tepung Sagu yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Tepung Sagu = 209 kkal
Jumlah Kandungan Protein Tepung Sagu = 0,3 gr
Jumlah Kandungan Lemak Tepung Sagu = 0,2 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Tepung Sagu = 51,6 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Tepung Sagu = 27 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Tepung Sagu = 13 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Tepung Sagu = 0,6 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Tepung Sagu = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Tepung Sagu = 0,01 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Tepung Sagu = 0 mg

3.2.6 Nutrisi/Gizi Pada Agar-Agar :
Nama Bahan Makanan : Agar-Agar
Nama Lain / Alternatif : - 
Banyaknya Agar-Agar yang diteliti (Food Weight) = 100 gr 
Bagian Agar-Agar yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Agar-Agar = 0 kkal
Jumlah Kandungan Protein Agar-Agar = 0 gr
Jumlah Kandungan Lemak Agar-Agar = 0,2 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Agar-Agar = 0 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Agar-Agar = 400 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Agar-Agar = 125 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Agar-Agar = 5 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Agar-Agar = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Agar-Agar = 0 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Agar-Agar = 0 mg
3.3 Fungsi Karbohidrat
Karbohidrat memiliki beberapa peran penting dalam tubuh,antara lain adalah:
·         Sebagai sumber energi utama.Pada beberapa organ tubuh utama,seperti otak,lensa mata dan sel saraf,sumber energi yang diperlukan adalah glukosa,dan tidak dapat digantikan oleh sumber energi lainnya.Dalam proses respirasi,setiap 1 gram glukosa akan menghasilkan 4,1 kalori,
·         Berperan penting dalam proses metanolisme,menjaga keseimbangan asam dan basa dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel,jaringan,serta organ tubuh,
·         Membantu proses pencernaan makanan dalam prose pencernaan,
·         Membantu penyerapan kalsium,
·         Merupakan pembentuk senyawa lainnya,misalnya sebagai asam lemak sebagai penyusun lemak dan asam amino sebagai penyusun protein.
·         Sebagai komponen penyusun gen dalam inti sel yang amat penting dalam pewarisan sifat.Gen terdiri dari asam deoksiribunukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA) yang merupakan karbohidrat beratom C lima.
·         Merupakan senyawa yang membantu proses berlangsungnya buang air besar.selulosa merupakan polisakarida yang sulit dicerna,tetapi keberadaannya dala sisa pencernaan dapat mencegah konstipasi(sembelit)


3.4 Proses Pencernaan Karbohidrat Dalam Tubuh
Metabolisme merupakan proses yang berlangsung dalam organisme,baik secara mekanis maupun kimiawi. Metabolisme itu sendiri terdiri dari 2 proses yaitu anabolisme (pembentukan molekul) dan Katabolisme (Penguraian molekul). Pada proses pencernaan makanan,karbohidrat mengalami proses hidrolisis (penguraian dengan menggunakan molekul air). Proses pencernaan karbohidrat terjadi dengan menguraikan polisakarida menjadi monosakarida.
Ketika makanan dikunyah,makanan akan bercampur dengan air liur yang mengandung enzim ptialin (suatu α amilase yang disekresikan oleh kelenjar parotis di dalam mulut). Enzim ini menghidrolisis pati (salah satu polisakarida) menjadi maltosa dan gugus glukosa kecil yang terdiri dari tiga sampai sembilan molekul glukosa.makanan berada di mulut hanya dalam waktu yang singkat dan mungkin tidak lebih dari 3-5% dari pati yang telah dihidrolisis pada saat makanan ditelan.
Sekalipun makanan tidak berada cukup lama dlaam mulut untuk dipecah oleh ptialin menjadi maltosa,tetapi kerja ptialin dapat berlangsung terus menerus selama satu jam setalah makanan memasuki lambung,yaitu sampai isi lambung bercampur dengan zat yang disekresikan oleh lambung.Selanjutnya aktivitas ptialin dari air liur dihambat oelh zat asam yang disekresikan oleh lambung.Hal ini dikarenakan ptialin merupakan enzim amilase yang tidak aktif saat PH medium turun di bawah 4,0.
Setelah makan dikosongkan dari lambung dan masuk ke duodenum (usus dua belas jari),makanan kemudian bercampur dengan getah pankreas.Pati yang belum di pecah akan dicerna oleh amilase yang diperoleh dari sekresi pankreas.Sekresi pankreas ini mengandung α amilase yang fungsinya sama dengan α-amilase pada air liur,yaitu memcah pati menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya.Namun,pati pada umumnya hampir sepenuhnya di ubah menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya sebelum melewati lambung.
Hasil akhir dari proses pencernaan adalah glukosa,fruktosa,glaktosa,manosa dan monosakarida lainnya.Senyawa-senyawa tersebut kemudian diabsorpsi melalui dinding usus dan dibawa ke hati oleh darah.
Glukosa sebagai salah satu hasil dari pemecahan pati akan mengalami dau proses di dalam hati,yaitu:
Pertama,Glukosa akan beredar bersama aliran darah untuk memenuhi kebutuhan energi sel-sel tubuh
Kedua,jika di dalam hati terdapat kelebihan glukosa (gula darah),glukosa akan di ubah menjadi glikogen(gula otot) dengan bantuan hormon insulin dan secara otomatis akan menjaga keseimbangan gula darah.Glikogen di simpan di dalam hati,jika sewaktu-waktu dibutuhkan,glikogen di ubah kembali menjadi glukosa dengan bantuan hormon adrenaline.
3.5 Peran Dalam Biosfer
Fotosintesis menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan di bumi, baik secara langsung atau tidak langsung. Organisme autotrof seperti tumbuhan hijau, bakteri, dan alga fotosintetik memanfaatkan hasil fotosintesis secara langsung. Sementara itu, hampir semua organisme heterotrof, termasuk manusia, benar-benar bergantung pada organisme autotrof untuk mendapatkan makanan.
Pada proses fotosintesis, karbon dioksida diubah menjadi karbohidrat yang kemudian dapat digunakan untuk mensintesis materi organik lainnya. Karbohidrat yang dihasilkan oleh fotosintesis ialah gula berkarbon tiga yang dinamai gliseraldehida 3-fosfat.menurut rozison (2009) Senyawa ini merupakan bahan dasar senyawa-senyawa lain yang digunakan langsung oleh organisme autotrof, misalnya glukosa, selulosa, dan amilum.
3.6 Peran Sebagai Bahan Bakar dan Nutrisi
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Misalnya, pada vertebrata, glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut pada proses respirasi seluler untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul organik kecil lainnya, termasuk asam amino dan asam lemak.
Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4 Kalori. Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 70–80%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-umbian (kentangsingkongubi jalar), dan gula.
 Namun demikian, daya cerna tubuh manusia terhadap karbohidrat bermacam-macam bergantung pada sumbernya, yaitu bervariasi antara 90%–98%.Serat menurunkan daya cerna karbohidrat menjadi 85%. Manusia tidak dapat mencerna selulosa sehingga serat selulosa yang dikonsumsi manusia hanya lewat melalui saluran pencernaan dan keluar bersama feses. Serat-serat selulosa mengikis dinding saluran pencernaan dan merangsangnya mengeluarkan lendir yang membantu makanan melewati saluran pencernaan dengan lancar sehingga selulosa disebut sebagai bagian penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh makanan yang sangat kaya akan serat selulosa ialah buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan biji-bijian.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh, berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.
3.7 Peran Sebagai Cadangan Energi
Beberapa jenis polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan, yang nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel ketika diperlukan. Pati merupakan suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan. Tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam organel plastid, termasuk kloroplas. Dengan mensintesis pati, tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa. Glukosa merupakan bahan bakar sel yang utama, sehingga pati merupakan energi cadangan.
 Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida yang disebut glikogen. Manusia dan vertebrata lainnya menyimpan glikogen terutama dalam sel hati dan otot. Penguraian glikogen pada sel-sel ini akan melepaskan glukosa ketika kebutuhan gula meningkat. Namun demikian, glikogen tidak dapat diandalkan sebagai sumber energi hewan untuk jangka waktu lama. Glikogen simpanan akan terkuras habis hanya dalam waktu sehari kecuali kalau dipulihkan kembali dengan mengonsumsi makanan.
3.8 Peran Sebagai Materi Pembangun
Organisme membangun materi-materi kuat dari polisakarida struktural. Misalnya, selulosa ialah komponen utama dinding sel tumbuhan. Selulosa bersifat seperti serabut, liat, tidak larut di dalam air, dan ditemukan terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua bagian berkayu dari jaringan tumbuhan. Kayu terutama terbuat dari selulosa dan polisakarida lain, misalnya hemiselulosadan pektin. Sementara itu, kapas terbuat hampir seluruhnya dari selulosa.
Polisakarida struktural penting lainnya ialah kitin, karbohidrat yang menyusun kerangka luar (eksoskeleton) arthropoda (seranggalaba-labacrustacea, dan hewan-hewan lain sejenis). Kitin murni mirip seperti kulit, tetapi akan mengeras ketika dilapisi kalsium karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding sel berbagai jenis fungi.
Sementara itu, dinding sel bakteri terbuat dari struktur gabungan karbohidrat polisakarida dengan peptida, disebut peptidoglikan. Dinding sel ini membentuk suatu kulit kaku dan berpori membungkus sel yang memberi perlindungan fisik bagi membran sel yang lunak dan sitoplasma di dalam sel.
Karbohidrat struktural lainnya yang juga merupakan molekul gabungan karbohidrat dengan molekul lain ialah proteoglikanglikoprotein, dan glikolipid. Proteoglikan maupun glikoprotein terdiri atas karbohidrat dan protein, namun proteoglikan terdiri terutama atas karbohidrat, sedangkan glikoprotein terdiri terutama atas protein. Proteoglikan ditemukan misalnya pada perekat antarsel pada jaringan, tulang rawan, dan cairan sinovial yang melicinkan sendi otot. Sementara itu, glikoprotein dan glikolipid (gabungan karbohidrat dan lipid) banyak ditemukan pada permukaan sel hewan. Karbohidrat pada glikoprotein umumnya berupa oligosakarida dan dapat berfungsi sebagai penanda sel. Misalnya, empat golongan darah manusia pada sistem ABO (A, B, AB, dan O) mencerminkan keragaman oligosakarida pada permukaan sel darah merah.
3.9 Klasifikasi Karbohidrat
1.      Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis menjadi karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan menjadi aldosa dan ketosa. Contoh dari aldosa yaitu glukosa dan galaktosa. Contoh ketosa yaitu fruktosa.
2.      Disakarida dan oligosakarida
Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul monosakarida yang berikatan melalui gugus -OH dengan melepaskan molekul air. Contoh dari disakarida adalah sukrosa,laktosa, dan maltosa. Oligosakarida adalah polimer derajat polimerisasi 2 sampai 10 dan biasanya bersifat larut dalam air. Oligosakarida yang terdiri dari 2 molekul disebut disakarida, dan bila terdiri dari 3 molekul disebut triosa. Bila sukrosa (sakarosa atau gula tebu). Terdiri dari molekul glukosa dan fruktosa, laktosa terdiri dari molekul glukosa dan galaktosa. Polisakarida Polisakarida merupakan polimer molekul-molekul monosakarida yang dapat berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim yang spesifik kerjanya.


3.      Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida sebagai monomernya. Rumus umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n. Contoh polisakarida adalah selulosaglikogen, danamilum.



















BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandungnitrogenfosforus, atau sulfur.
 Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).
Karbohidrat memiliki beberapa peran penting dalam tubuh,antara lain adalah:
·         Sebagai sumber energi utama.Pada beberapa organ tubuh utama,seperti otak,lensa mata dan sel saraf,sumber energi yang diperlukan adalah glukosa,dan tidak dapat digantikan oleh sumber energi lainnya.Dalam proses respirasi,setiap 1 gram glukosa akan menghasilkan 4,1 kalori,
·         Berperan penting dalam proses metanolisme,menjaga keseimbangan asam dan basa dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel,jaringan,serta organ tubuh,
·         Membantu proses pencernaan makanan dalam prose pencernaan,
·         Membantu penyerapan kalsium,
·         Merupakan pembentuk senyawa lainnya,misalnya sebagai asam lemak sebagai penyusun lemak dan asam amino sebagai penyusun protein.
·         Sebagai komponen penyusun gen dalam inti sel yang amat penting dalam pewarisan sifat.Gen terdiri dari asam deoksiribunukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA) yang merupakan karbohidrat beratom C lima.
·         Merupakan senyawa yang membantu proses berlangsungnya buang air besar. selulosa merupakan polisakarida yang sulit dicerna, tetapi keberadaannya dala sisa pencernaan dapat mencegah konstipasi (sembelit)

4.2.
Saran
Penggunaan karbohidrat sebagai bahan baku pakan sebaiknya di sesuaikan dengan kebutuhan, jenis pakan, dan jenis ikan yang akan diberi pakan agar kualitas pakan dan manfaat pakan yang dibuat akan optimal.












DAFTAR PUSTAKA

Campbell et al. (2002), hlm. 69. Diakses pada 2 Februari 2009.
Campbell et al. (2002) hlm. 67–68. Diakses pada 5 Februari 2009
http://aswarpunyainfo.blogspot.com/2012/10/laporan-praktek-nutrisi-ikan.html
Suhardjo & Kusharto (1992), hlm. 19–20. Diakses pada 2 Februari 2009.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar