KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “TEKNIK Induced Breeding Pada Clarias
gariepinus”.
Penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini. Penyusun menyadari dalam pembuatan dan penyusunan
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan laporan ini.
Penyusun
berharap semoga laporan ini dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat dalam
melakukan induced briding ( kawin
suntik ) bagi taruna-taruni SMKN 1 Pesisir Tengah.
Krui, Desember 2011
Penyusun
RUDI DESWAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………..
A. Latar Belakang
……………………………………………………………
B. Tujuan
……………………………………………………………………..
C. Manfaat ……………………………………………………………………
D. Isi …………………………………………………………………………..
BAB II. METODELOGI ……………………………………………………
A. Persiapan
………………………………………………………………….
B. Seleksi induk
………………………………………………………………
C. Pengambilan dan Pembuatan Larutan
Hipofisa ……………………….
D.
Proses penyuntikan ……………………………………………………....
E. Penyiapan sperma ………………………………………………………..
F.
Striping ……………………………………………………………………
G.
Fertilisasi dan penebaran ………………………………………………..
BAB
III PEMBAHASAN …………………………………………………...
|
Halaman
|
1
2
3
3
4
4
4
6
6
7
8
9
9
10
10
11
|
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas ikan air
tawar yang telah banyak dikenal orang, baik sebagai ikan konsumsi, ikan hias
maupun sebagai ikan pancing bagi para penggemar sport fishing. Lele dumbo memiliki daging yang lezat,
mudah dicerna dan bergizi. Selain itu ikan ini mudah dipelihara dan dapat tumbuh
dengan cepat serta bernilai ekonomis yang cukup tinggi.
Seiring dengan tingginya kebutuhan
terhadap lele dumbo, masyarakat mulai berlomba-lomba melakukan budidaya karena
hasilnya cukup menjanjikan. Berbagai metode budidaya diterapkan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal, seperti metode budidaya ekstensif, intensif
bahakan super intensif. Meskipun demikian, ternyata tingginya produksi lele
dumbo ukuran konsumsi berbanding terbalik dengan produksi lele dumbo ukuran
benih. Hal ini disebabkan karena budidaya lele dalam pembesaran lebih mudah,
tidak repot dan tingkat kematiannya kecil. Selama pembesaran, lele hanya perlu
diberi makan rutin dan sedikit kontrol, jadi tidak terlalu repot dan menyita
banyak waktu. Sedangkan untuk budidaya lele dalam pembenihan, proses
kegiatannya tidaklah mudah, butuh perhatian lebih untuk merawat benih dan tak
jarang terjadi kegagalan.
Permasalahan yang tak kalah penting
pada pembenihan adalah sulitnya mencari induk yang siap untuk dipijah sementara
permintaan benih tinggi. Untuk itu diperlukan upaya mempercepat proses
pematangan gonad induk lele dumbo agar induk dapat memijah dalam waktu dekat
sesuai yang diharapkan. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk
mempercepat proses pematangan gonad yaitu dengan metode kawin suntik (induced breeding). Dengan induced breeding, pembudidaya lele dapat
mengatur waktu pemijahan sesuai dengan kebutuhan.
B.
Tujuan
Mempercepat pematangan gonad dan
meningkatkan produksi benih lele dumbo (Clarias gariepinus)
C.
Manfaat
Dapat mengatur jumlah dan jadwal
produksi benih lele sesuai keinginan dan dapat memperoleh jenis baru dari dua
spesies yang berbeda
D.
Isi
Lele (Clarias gariepinus) merupakan ikan air tawar yang mempunyai daya
tahan hidup tinggi dilingkungan yang kritis dengan kadar oksigen rendah.
Kemampuan ini dikarenakan lele mempunyai organ pernapasan tambahan yang disebut
dengan Arborescent Organ yang
berfungsi menyerap oksigen langsung dari udara.
Lele dumbo memiliki klasifikasi sebagai
berikut :
Kingdom :
Animalia
Fhyllum :
Chordata
Class :
Pisces
Sub-Class :
Teleostei
Ordo :
Ostariophysi
Sub ordo :
Silaroidae
Family :
Claridae
Genus :
Clarias
Species :
Clarias gariepenus
Lele termasuk hewan bertulang belakang,
bernapas dengan insang, bertulang keras, mempunyai tulang perut dan bentuk
tubuh memanjang. Selain itu, lele juga memiliki cirri lain berupa bentuk kepala
pipih, mempunyai batok kepala, kumis, sirip dada atau yang sering disebut
patil.
Ikan ini aktif bergerak mencari makan
pada malam hari atau hewan malam (nocturnal) yang mulai aktif mencari makan sejak senja hingga malam hari.
Pada siang hari, lele biasanya bersembunyi dalam lubang-lubang persembunyian
seperti pematang sawah, akar pohon, pinggiran sungai, lubang kayu, atau bambu
yang tenggelam.
Pemijahan ikan
lele dumbo dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu :
1.
Secara Alami
Pemijahan secara alami adalah pemijahan yang dilakukan di alam terbuka sesuai dengan sifat hidupnya tanpa perlakuan dan bantuan manusia.
Pemijahan secara alami adalah pemijahan yang dilakukan di alam terbuka sesuai dengan sifat hidupnya tanpa perlakuan dan bantuan manusia.
2.
Secara Disuntik Dengan Kelenjar
Hipofisa
Penyuntikan dengan kelenjar hipofisa adalah pemijahan yang dilakukan dengan bantuan atau penanganan manusia melalui pemberian kelenjar hormon hipofisa pada recipient (penerima) yang berguna untuk melancarkan proses kematangan gonad, sehingga mempercepat proses jalannya pemijahan ikan tersebut.
Penyuntikan dengan kelenjar hipofisa adalah pemijahan yang dilakukan dengan bantuan atau penanganan manusia melalui pemberian kelenjar hormon hipofisa pada recipient (penerima) yang berguna untuk melancarkan proses kematangan gonad, sehingga mempercepat proses jalannya pemijahan ikan tersebut.
BAB II.
METODELOGI
A.
Persiapan
1. Alat dan bahan
Pada proses
kawin suntik, alat dan bahan yang perlu dipersiapkan diantaranya :
Ø
induk ikan lele
Ø
ikan donor
Ø
seser
Ø
tissue
Ø
ovaprime
Ø
baskom
Ø
alat bedah
Ø
jarum suntik
Ø
akuabides
Ø
NaCl fisiologis
Ø
bulu ayam
Ø
dll
2. Persiapan Wadah
2.1 Wadah Pemeliharan
Indukan
Wadah pemeliharaan perlu diperhatikan agar proses
pematangan gonad dapat berjalan dengan lancar dan induk tidak stress pada saat
diinkubasi. Wadah yang digunakan ada dua jenis berupa bak fiber sebagai wadah
pemeliharaan dan derijen sebagai wadah inkubasi.
Langkah-langkah dalam persiapan wadah :
Ø
Bak fiber dan derijen dibersihkan
dengan menggunakan lap hingga bersih
Ø
Wadah diisi air sesuai dengan
kebutuhan
2.2 Wadah Penetasan Telur
Wadah penetasan telur dalam proses penyuntikan dapat
berupa akuarium. Langkah-langkah persiapan wadah penetasan yaitu :
Ø
Wadah aquarim dibersihkan dengan
air sampai bersih
Ø
Diisi air sesuai volume yang
dibutuhkan
Ø
Pemasangan perangkat aerasi
2.3 Wadah Penetasan Artemia salina
Wadah penetasan kista Artemia salina secara sederhana dapat dibuat dengan menggunakan
gallon bekas yang dipotong pada bagian bawahnya. Langkah-langkah persiapan
wadah artemia adalah:
·
Gallon bekas dibersihkan dan dipotong
pada bagian bawahnya, kemudian diberi tutup.
·
Rak untuk menopang gallon disiapkan
·
Gallon diletakkan di rak dengan
posisi terbalik
·
Wadah dibersihkan dan diisi air
sebanyak 8 liter
·
Wadah dipasang perangkat aerasi
B. Seleksi Induk
1. Ciri-ciri
Induk Lele Dumbo Yang Siap Memijah
1.1 Induk Jantan
·
Tubuh berwarna kemerahan
·
Memiliki papila yang kemerahan
·
Bila diurut perutnya keluar cairan
putih
·
Sehat, tidak cacat dan lincah
1. 2 Induk Betina
·
Tubuh berwarna kemerahan
·
Memiliki urogenital yang kemerahan
·
Bila diurut perutnya keluar
butiran telur
·
Sehat, tidak cacat dan geraknya
lamban
2. Ciri-ciri Induk Yang Baik
- Umur telah mencapai 1 tahun
- Ukuran berkisar 700-1000 gram/ekor
- Nampak sudah jinak
- Badan mengkilat dan gemuk
·
Tubuh sehat dan tidak cacat
C. Pengambilan dan Pembuatan Ekstrak Kelenjar
Hipofisa (Ikan Donor)
Langkah-langkah pengambilan dan
pembuatan kelenjar hipofisa :
·
Bobot ikan donor sama dengan
bobot ikan resipient
·
Ikan donor dipotong
tepat pada batas antara kepala dan badan
·
Kepala ikan dibelah dari
bagian pemotongan hingga terlihat otak besarnya
·
Otak dikeluarkan perlahan lahan dengan pinset
·
Kelenjar hipofisa diambil menggunakan pinset dan dibersihkan
dari darah dengan menggunakan tissue (kelenjar hipofisa berupa bulatan kecil
berwarna putih dan terpisah dari otak)
·
Kelenjar hipofisa digerus sampai hancur, dan ditambahkan
larutan aquabides sebanyak 1-2 ml
·
Hipofisa dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diputar di
alat sentrifugal selama sekitar 2 menit yang bertujuan untuk memisahkan antara
ekstrak dengan ampas atau cairan yang bening dan yang keruh
·
Cairan bening diambil dengan menggunakan spuit atau jarum
suntik untuk kemudian disuntikkan pada ikan resipien betina dan untuk induk
jantan disuntik menggunakan hormon ovaprim dengan dosis :
Dosis Hormon
|
Ovaprim
|
Betina
|
Jantan
|
0,5 ml/kg
|
0,25 ml/kg
|
D. Proses Penyuntikan
Penyuntikan dilakukan sebanyak dua (2)
kali yaitu:
1.
Penyuntikan pertama :
Ø Mengunakan larutan hipofisa
dengan perbandingan 1:1
Ø Penyuntikan pada
bagian dorsal atau punggung ikan yang paling banyak dagingnya
Ø Kemiringan penyuntikan
45˚ kearah kepala
Ø Kedalaman jarum
suntik 2 cm
2.
Penyuntikan ke dua:
Ø Dilakukan setelah
beberapa jam dari penyuntikan pertama
Ø Menggunakan hormon
ovaprim dosis 0,5 ml/kg
Ø Penyuntikan dilakukan
pada bagian dorsal/punggung ikan
Ø Kemiringan 45˚ kearah
kepala dan kedalaman 2 cm
E. Penyiapan
Sperma
Pengambilan sperma dilakukan 8 jam masa
inkubasi setelah penyuntikan. Cara menyiapkan sperma :
·
Induk jantan yang sudah diseleksi diangkat dan diletakkan di
atas meja bedah
·
Induk dibedah pada bagian perut dengan hati-hati untuk
menghindari rusaknya kantung sperma
·
Kantung sperma diangkat menggunakan pinset dengan hati-hati
dan dibersihkan dengan tissue
·
Kantung sperma dipotong kecil-kecil dengan gunting dan
diberi larutan NaCl fisiologis (larutan infus)
F. Striping
Sama halnya seperti sperma, Striping juga dilakukan setelah 8 jam inkubasi. Langlah-langkah striping sebagai berikut :
·
Induk betina diangkat dengan menggunakan lap
·
Bagian perutnya diurut perlahan hingga mengeluarkan telur
·
Telur yang keluar ditampung dengan menggunakan mangkuk yang
bersih (diusahakan jangan terkena air)
G.
Fertilisasi dan Penebaran
Telur yang sudah dikeluarkan dicampur
dengan sperma yang sudah disiapkan dan diaduk dengan menggunakan bulu ayam
secara perlahan. Setelah itu telur ditebar ke dalam wadah penetasan secara merata, hindari penumpukan
telur.
BAB
III. PEMBAHASAN
Banyak hal yang harus diperhatikan
dalam proses pemijahan buatan dengan menggunakan metode kawin suntik seperti
persiapan, seleksi induk, pengambilan kelenjar hipofisa, pembuatan larutan
ekstrak hipofisa, penyuntikan, persiapan sperma dan telur, fertilisasi dan
penebaran.
Kegiatan persiapan sangat penting untuk
dilakukan sebelum melakukan pemijahan agar proses pemijahan dapat berjalan
dengan lancar. Persiapan alat dan bahan bertujuan untuk menghindari terjadinya
kekurangan pada saat pelaksanaan kawin suntik. Persiapan wadah seperti
pembersihan wadah bertujuan agar media yang akan digunakan tidak mudah
terkontaminasi penyakit dari lingkungan.
Kesehatan induk perlu diperhatikan, tak
jarang induk yang akan dipijah sedang terkena penyakit, dan ini berdampak buruk
bagi telur. Kualitas induk juga berpengaruh terhadap julmah telur dan kualitas
telur, sebaiknya induk yang dipilih untuk pemijahan adalah induk yang
kualitasnya baik seperti ukurannya yang besar, lincah, bentuk tubuh sempurna
dan tidak cacat agar keturunan yang dihasilkan pun baik seperti induknya.
Kelenjar hipofisa adalah kelenjar yang
menghasilkan hormon yang bekerja terhadap sel kelamin jantan (testis) maupun
sel telur atau sel kelamin betina, kelenjar
hipofisa ini terletak di bawah otak besar (dien caphala) dan di atas tulang silatusika. Ovaprim pun sama
kegunaannya dengan kelenjar hifopisa tetapi ovaprim bukan kelenjar yang
diperoleh dari ikan donor melainkan hormon yang diproduksi oleh pabrik, dapat
ditemukan di toko-toko perikanan.
Induk lele secara alami dapat memijah
seumur hidupnya setiap bulan. Namun jika disuntik induk hanya akan memijah
secara optimal sebanyak 2-3 kali. Dalam induced
breeding cara-cara penyuntikan perlu dilakukan dengan hati-hati.
Penyuntikan dilakukan didaerah dorsal yang memiliki lapisan daging yang paling
tebal, dengan kemiringan 45oC dan kedalaman 2 cm agar tidak melukai
organ dalam induk dan ekstrak hipofisa tidak keluar dari tubuh induk lele.
Tujuan penyuntikan secara umum adalah
mempercepat proses pematangan gonad hingga ikan siap untuk memijah. Gonad
merupakan organ reproduksi berupa ovum untuk betina dan spermatozoa untuk
jantan. Secara umum Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dibagi menjadi 4. TKG 1-TKG
3 adalah fase pematangan, sementara TKG 4 adalah fase pemijahan (siap pijah).