Sabtu, 25 Mei 2013

Pemijahan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)



KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan yang berjudul TEKNIK Induced Breeding Pada Clarias gariepinus”.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Penyusun menyadari dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan laporan ini.

Penyusun berharap semoga laporan ini dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat dalam melakukan induced briding ( kawin suntik ) bagi taruna-taruni SMKN 1 Pesisir Tengah.


Krui,    Desember 2011
Penyusun

RUDI DESWAN


DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ………………………………………………………..
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….

BAB I.  PENDAHULUAN …………………………………………………..
A. Latar Belakang ……………………………………………………………
B. Tujuan ……………………………………………………………………..
C. Manfaat ……………………………………………………………………
D. Isi …………………………………………………………………………..

BAB II.  METODELOGI ……………………………………………………
A. Persiapan ………………………………………………………………….
B. Seleksi induk ………………………………………………………………
C. Pengambilan dan Pembuatan Larutan Hipofisa ……………………….
D. Proses penyuntikan ……………………………………………………....
E. Penyiapan sperma ………………………………………………………..
F. Striping ……………………………………………………………………
G. Fertilisasi dan penebaran ………………………………………………..

BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………...


Halaman

1
2

3
3
4
4
4

6
6
7
8
9
9
10
10

11






I. PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang telah banyak dikenal orang, baik sebagai ikan konsumsi, ikan hias maupun sebagai ikan pancing bagi para penggemar sport fishing. Lele dumbo memiliki daging yang lezat, mudah dicerna dan bergizi. Selain itu ikan ini mudah dipelihara dan dapat tumbuh dengan cepat serta bernilai ekonomis yang cukup tinggi.
Seiring dengan tingginya kebutuhan terhadap lele dumbo, masyarakat mulai berlomba-lomba melakukan budidaya karena hasilnya cukup menjanjikan. Berbagai metode budidaya diterapkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, seperti metode budidaya ekstensif, intensif bahakan super intensif. Meskipun demikian, ternyata tingginya produksi lele dumbo ukuran konsumsi berbanding terbalik dengan produksi lele dumbo ukuran benih. Hal ini disebabkan karena budidaya lele dalam pembesaran lebih mudah, tidak repot dan tingkat kematiannya kecil. Selama pembesaran, lele hanya perlu diberi makan rutin dan sedikit kontrol, jadi tidak terlalu repot dan menyita banyak waktu. Sedangkan untuk budidaya lele dalam pembenihan, proses kegiatannya tidaklah mudah, butuh perhatian lebih untuk merawat benih dan tak jarang terjadi kegagalan.
Permasalahan yang tak kalah penting pada pembenihan adalah sulitnya mencari induk yang siap untuk dipijah sementara permintaan benih tinggi. Untuk itu diperlukan upaya mempercepat proses pematangan gonad induk lele dumbo agar induk dapat memijah dalam waktu dekat sesuai yang diharapkan. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses pematangan gonad yaitu dengan metode kawin suntik (induced breeding). Dengan induced breeding, pembudidaya lele dapat mengatur waktu pemijahan sesuai dengan kebutuhan. 

B.  Tujuan
Mempercepat pematangan gonad dan meningkatkan produksi benih lele dumbo  (Clarias gariepinus)
C.  Manfaat
Dapat mengatur jumlah dan jadwal produksi benih lele sesuai keinginan dan dapat memperoleh jenis baru dari dua spesies yang berbeda
D.  Isi
Lele (Clarias gariepinus) merupakan ikan air tawar yang mempunyai daya tahan hidup tinggi dilingkungan yang kritis dengan kadar oksigen rendah. Kemampuan ini dikarenakan lele mempunyai organ pernapasan tambahan yang disebut dengan Arborescent Organ yang berfungsi menyerap oksigen langsung dari udara.
Lele dumbo memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom         : Animalia
Fhyllum           : Chordata
Class                : Pisces
Sub-Class        : Teleostei
Ordo                : Ostariophysi
Sub ordo         : Silaroidae
Family             : Claridae
Genus              : Clarias
Species            : Clarias gariepenus
Lele termasuk hewan bertulang belakang, bernapas dengan insang, bertulang keras, mempunyai tulang perut dan bentuk tubuh memanjang. Selain itu, lele juga memiliki cirri lain berupa bentuk kepala pipih, mempunyai batok kepala, kumis, sirip dada atau yang sering disebut patil.
Ikan ini aktif bergerak mencari makan pada malam hari atau hewan malam (nocturnal) yang mulai aktif  mencari makan sejak senja hingga malam hari. Pada siang hari, lele biasanya bersembunyi dalam lubang-lubang persembunyian seperti pematang sawah, akar pohon, pinggiran sungai, lubang kayu, atau bambu yang tenggelam.
Pemijahan ikan lele dumbo dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu :
1.      Secara Alami
Pemijahan secara alami adalah pemijahan yang dilakukan di alam terbuka sesuai dengan sifat hidupnya tanpa perlakuan dan bantuan manusia.
2.      Secara Disuntik Dengan Kelenjar Hipofisa
Penyuntikan dengan kelenjar hipofisa adalah pemijahan yang dilakukan dengan bantuan atau penanganan manusia melalui pemberian kelenjar hormon hipofisa pada recipient (penerima) yang berguna untuk melancarkan proses kematangan gonad, sehingga mempercepat proses jalannya pemijahan ikan tersebut.



BAB II.  METODELOGI

A.  Persiapan
1.  Alat dan bahan
Pada proses kawin suntik, alat dan bahan yang perlu dipersiapkan diantaranya :
Ø  induk  ikan lele
Ø  ikan donor
Ø  seser
Ø  tissue
Ø  ovaprime
Ø  baskom
Ø  alat bedah
Ø  jarum suntik
Ø  akuabides
Ø  NaCl fisiologis
Ø  bulu ayam
Ø  dll

2.  Persiapan Wadah

2.1  Wadah Pemeliharan Indukan

Wadah pemeliharaan perlu diperhatikan agar proses pematangan gonad dapat berjalan dengan lancar dan induk tidak stress pada saat diinkubasi. Wadah yang digunakan ada dua jenis berupa bak fiber sebagai wadah pemeliharaan dan derijen sebagai wadah inkubasi.
Langkah-langkah dalam persiapan wadah :
Ø  Bak fiber dan derijen dibersihkan dengan menggunakan lap hingga bersih
Ø  Wadah diisi air sesuai dengan kebutuhan
2.2  Wadah Penetasan Telur
Wadah penetasan telur dalam proses penyuntikan dapat berupa akuarium. Langkah-langkah persiapan wadah penetasan yaitu :
Ø  Wadah aquarim dibersihkan dengan air sampai bersih
Ø  Diisi air sesuai volume yang dibutuhkan
Ø  Pemasangan perangkat aerasi
2.3  Wadah Penetasan Artemia salina
Wadah penetasan kista Artemia salina secara sederhana dapat dibuat dengan menggunakan gallon bekas yang dipotong pada bagian bawahnya. Langkah-langkah persiapan wadah artemia adalah:
·         Gallon bekas dibersihkan dan dipotong pada bagian bawahnya, kemudian diberi tutup.
·         Rak untuk menopang gallon disiapkan
·         Gallon diletakkan di rak dengan posisi terbalik
·         Wadah dibersihkan dan diisi air sebanyak 8 liter
·         Wadah dipasang perangkat aerasi

B.  Seleksi Induk
1.  Ciri-ciri Induk Lele Dumbo Yang Siap Memijah
1.1  Induk Jantan
·         Tubuh berwarna kemerahan
·         Memiliki papila yang kemerahan
·         Bila diurut perutnya keluar cairan putih 
·         Sehat, tidak cacat dan lincah

1. 2  Induk Betina
·         Tubuh berwarna kemerahan
·         Memiliki urogenital yang kemerahan
·         Bila diurut perutnya keluar butiran telur
·         Sehat, tidak cacat dan geraknya lamban
2.  Ciri-ciri Induk Yang Baik
  • Umur telah mencapai 1 tahun
  • Ukuran berkisar 700-1000 gram/ekor
  • Nampak sudah jinak
  • Badan mengkilat dan gemuk
·         Tubuh sehat dan tidak cacat

C.  Pengambilan dan Pembuatan Ekstrak Kelenjar Hipofisa (Ikan Donor)
Langkah-langkah pengambilan dan pembuatan kelenjar hipofisa :
·         Bobot ikan donor sama dengan  bobot  ikan resipient
·         Ikan donor dipotong  tepat pada batas antara kepala dan badan
·          Kepala ikan dibelah dari bagian pemotongan hingga terlihat otak besarnya
·         Otak dikeluarkan perlahan lahan dengan pinset
·         Kelenjar hipofisa diambil menggunakan pinset dan dibersihkan dari darah dengan menggunakan tissue (kelenjar hipofisa berupa bulatan kecil berwarna putih dan terpisah dari otak)
·         Kelenjar hipofisa digerus sampai hancur, dan ditambahkan larutan aquabides sebanyak 1-2 ml
·         Hipofisa dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diputar di alat sentrifugal selama sekitar 2 menit yang bertujuan untuk memisahkan antara ekstrak dengan ampas atau cairan yang bening dan yang keruh
·         Cairan bening diambil dengan menggunakan spuit atau jarum suntik untuk kemudian disuntikkan pada ikan resipien betina dan untuk induk jantan disuntik menggunakan hormon ovaprim dengan dosis :

Dosis   Hormon    
Ovaprim
Betina
Jantan
0,5 ml/kg
0,25 ml/kg

D.  Proses Penyuntikan
Penyuntikan dilakukan sebanyak dua (2) kali yaitu:
1.  Penyuntikan pertama :
Ø  Mengunakan larutan hipofisa dengan perbandingan 1:1
Ø  Penyuntikan pada bagian dorsal atau punggung ikan yang paling banyak dagingnya
Ø  Kemiringan penyuntikan 45˚ kearah kepala
Ø  Kedalaman jarum suntik 2 cm
2.  Penyuntikan ke dua:
Ø  Dilakukan setelah beberapa jam dari penyuntikan pertama
Ø  Menggunakan hormon ovaprim dosis 0,5 ml/kg
Ø  Penyuntikan dilakukan pada bagian dorsal/punggung ikan
Ø  Kemiringan 45˚ kearah kepala dan kedalaman 2 cm
E.  Penyiapan  Sperma
Pengambilan sperma dilakukan 8 jam masa inkubasi setelah penyuntikan. Cara menyiapkan sperma :
·         Induk jantan yang sudah diseleksi diangkat dan diletakkan di atas meja bedah
·         Induk dibedah pada bagian perut dengan hati-hati untuk menghindari rusaknya kantung sperma
·         Kantung sperma diangkat menggunakan pinset dengan hati-hati dan dibersihkan dengan tissue 
·         Kantung sperma dipotong kecil-kecil dengan gunting dan diberi larutan NaCl fisiologis (larutan infus)

F. Striping
Sama halnya seperti sperma, Striping juga dilakukan setelah 8 jam inkubasi. Langlah-langkah striping sebagai berikut :
·         Induk betina diangkat dengan menggunakan lap
·         Bagian perutnya diurut perlahan hingga mengeluarkan telur
·         Telur yang keluar ditampung dengan menggunakan mangkuk yang bersih (diusahakan jangan terkena air)
G.  Fertilisasi dan Penebaran
Telur yang sudah dikeluarkan dicampur dengan sperma yang sudah disiapkan dan diaduk dengan menggunakan bulu ayam secara perlahan. Setelah itu telur ditebar ke dalam wadah penetasan secara merata, hindari penumpukan telur.


BAB III.  PEMBAHASAN
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam proses pemijahan buatan dengan menggunakan metode kawin suntik seperti persiapan, seleksi induk, pengambilan kelenjar hipofisa, pembuatan larutan ekstrak hipofisa, penyuntikan, persiapan sperma dan telur, fertilisasi dan penebaran.
Kegiatan persiapan sangat penting untuk dilakukan sebelum melakukan pemijahan agar proses pemijahan dapat berjalan dengan lancar. Persiapan alat dan bahan bertujuan untuk menghindari terjadinya kekurangan pada saat pelaksanaan kawin suntik. Persiapan wadah seperti pembersihan wadah bertujuan agar media yang akan digunakan tidak mudah terkontaminasi penyakit dari lingkungan.
Kesehatan induk perlu diperhatikan, tak jarang induk yang akan dipijah sedang terkena penyakit, dan ini berdampak buruk bagi telur. Kualitas induk juga berpengaruh terhadap julmah telur dan kualitas telur, sebaiknya induk yang dipilih untuk pemijahan adalah induk yang kualitasnya baik seperti ukurannya yang besar, lincah, bentuk tubuh sempurna dan tidak cacat agar keturunan yang dihasilkan pun baik seperti induknya.
Kelenjar hipofisa adalah kelenjar yang menghasilkan hormon yang bekerja terhadap sel kelamin jantan (testis) maupun sel telur atau sel kelamin betina, kelenjar  hipofisa ini terletak di bawah otak besar (dien caphala) dan di atas tulang silatusika. Ovaprim pun sama kegunaannya dengan kelenjar hifopisa tetapi ovaprim bukan kelenjar yang diperoleh dari ikan donor melainkan hormon yang diproduksi oleh pabrik, dapat ditemukan di toko-toko perikanan.
Induk lele secara alami dapat memijah seumur hidupnya setiap bulan. Namun jika disuntik induk hanya akan memijah secara optimal sebanyak 2-3 kali. Dalam induced breeding cara-cara penyuntikan perlu dilakukan dengan hati-hati. Penyuntikan dilakukan didaerah dorsal yang memiliki lapisan daging yang paling tebal, dengan kemiringan 45oC dan kedalaman 2 cm agar tidak melukai organ dalam induk dan ekstrak hipofisa tidak keluar dari tubuh induk lele.
Tujuan penyuntikan secara umum adalah mempercepat proses pematangan gonad hingga ikan siap untuk memijah. Gonad merupakan organ reproduksi berupa ovum untuk betina dan spermatozoa untuk jantan. Secara umum Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dibagi menjadi 4. TKG 1-TKG 3 adalah fase pematangan, sementara TKG 4 adalah fase pemijahan (siap pijah).